فوائد من درس الفجر (4) في كتاب فتح بصائر الإخوان Rangkuman Dars Fajr (4)
فوائد من درس الفجر (4)
للعلامة الحبيب عمر بن محمد بن حفيظ
في شرح كتاب فتح بصائر الإخوان، للإمام عبدالرحمن بن عبدالله بلفقيه
يوم الأربعاء، 7 صفر 1445هـ الموافق لـ 23 أغسطس 2023
في المسجد الوطني الكبير، في سورابايا، اندونيسيا
- جعل الله الغدو والرواح إلى المسجد موجباً للنزول، أي الضيافة يوم القيامة
- من صلى الصبح في جماعة ثم قعد يذكر الله في مصلاه حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين أو أربع، انصرف إلى بيته بحجة وعمرة تامة تامة (الحديث)
- من صلى الصبح في جماعة فهو في ذمة الله حتى يمسي (الحديث)
- من كان له فهم وقّاد ينبغي أن يتسع في علوم الدين، بشرط الإخلاص في طلبها، ومزجها بذكر الرحمن، والعمل بمقتضاها.
- ومن ليس عنده اتساع لأخذ العلم: فيأخذ الواجب عليه وما قرب منه، ثم يصرف وقته لما فيه الثواب.
- أما علوم الدنيا: من أخلص فيها وسخرها لخدمة الدين فهو يقرب بها من الله وينال الثواب، ومن قصد بها تحصيل شيء من الأغراض والمتاع الفاني فلا إثم عليه ما دام يحصل ذلك بطريق الحلال.
- الحديث: لا تطلبوا العلم لتماروا به السفهاء ولا لتنافسوا به العلماء ولا لتصرفوا به وجوه الناس إليكم، فمن فعل ذلك فالنار النار.
- المُخلص لا رياء له والصادق لا عجب له.
- قال الإمام مالك: اطلبوا العلم طلبا لا يضر بالعبادة، واطلبوا هذه العبادة طلبا لا يضر بالعلم.
- علامة عدم الصدق في طلب العلم إهمال النوافل المؤكدة والذكر لله وقراءة القرآن.
- من حفظ القرآن فقد أدرجت النبوة بين جنبيه غير أنه لم يوح إليه، ولا تأكل الأرض جسد حافظ للقرآن غير غال فيه ولا مُتجاف عنه.
- إذا تحقق بحقيقة الإسلام والإيمان بواسطة العلم والبيان انشرح صدره واتسع فهمه.
- نفس الإنسان تبدأ بالأمارة بالسوء، وإن جاهدها وزكاها تصير لوامة، فإن واصل تزكيتها انتقلت إلى ملهمة، فإن دام على ترقيتها تحولت إلى مطمئنة، فإذا قام برعايتها وترقيتها تحولت إلى راضية، فإذا لم ينقطع في ترقيتها تحولت إلى مرضية، فإن رعى الله في هذا المقام صارت كاملة ونال كمال الإنسان.
كم شخص تنظره حاضراً ** وروحه في العُلا تَجول
(وَمَا رَمَيْتَ) الطريقة (إِذْ رَمَيْتَ) الشريعة (وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ) الحقيقة.
- لا تخالف بين الظاهر والباطن ولا بين الشريعة والطريقة والحقيقة لكل من عقل ووعى.
للمشاهدة عبر اليوتيوب:
https://www.youtube.com/live/WTjo7A9BsWc?si=EPyC0GPCo8Kw0ZwB
Rangkuman Dars Fajr (4)
(Terjemah bahasa indonesia):
Allah menjadikan hadirmu di masjid di waktu pagi dan petang sebagai penyebab datangnya jamuan kenikmatan di hari kiamat.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang sholat shubuh berjamaah lalu ia lanjutkan dengan duduk seraya berdzikir kepada Allah di tempat sholatnya hingga terbit matahari, lalu ia akhiri dengan sholat dua rakaat atau empat rakaat, maka saat ia kembali ke rumah ia membawa pahala haji dan umroh yang sempurna”. (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW bersabda: “Baragsiapa yang sholat shubuh berjamaah maka ia berada dalam lindungan dan tanggungan Allah SWT hingga tiba waktu petang”(HR. Thabrani)
Seseorang yang memiliki daya pikir yang cemerlang maka hendaknya ia meluaskan wawasannya terhadap ilmu agama dengan syarat ia harus ikhlas dalam belajar, disertai dengan selalu berdzikir dan praktek terhadap ilmu yang ia miliki.
Dan seseorang yang tidak memiliki keluangan waktu untuk mengambil banyak ilmu maka hendaknya ia tetap mempelajari ilmu yang wajib baginya dan yang mendekatinya, kemudian ia gunakan waktunya untuk hal yang bermanfaat.
Adapun ilmu dunia, jika ia ikhlas dalam mempelajarinya dan digunakan sebagai media khidmah terhadap agama maka itu menjadi sarana baginya mendekatkan diri kepada Allah dan akan menjadi pahala baginya. Namun jika ilmu tersebut ia gunakan semata-mata untuk menggapai pernak pernik dunia yang fana maka itu tidak menjadi dosa baginya selagi ia tempuh dengan cara yang halal.
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendebat orang bodoh, menyaingi ulama, mencari pengikut dan perhatian orang lain. Maka barang siapa yang melakukan itu niscaya neraka adalah tempat baginya”. (HR. Ibnu Majah)
Orang yang ikhlas tak akan riya, dan orang yang jujur tak akan ujub
Al-Imam Malik berkata: “Pelajarilah ilmu dengan cara yang tidak membahayakan ibadahmu dan carilah ibadahmu dengan cara yang tidak membahayakan ilmumu”.
Ciri tidak adanya kejujuran dalam menuntut ilmu adalah meremehkan amalan sunnah muakkadah dan meremehkan membaca Al Quran
Barang siapa yang menghapal Al Quran maka sesungguhnya kenabian telah disisipkan di dalam hatinya, hanya saja ia bukan seorang Nabi karena tidak mendapatkan wahyu, dan seorang penghapal Quran yang tidak melenceng akidahnya dan tidak menjauhkan Al Quran maka tidak akan dimakan jasadnya oleh bumi”.
Abdullah bin Mubarak berkata: “Jika bukan karena mereka para ulama yang mengajak kepada Allah (dengan penuh keikhlasan) maka aku tidak akan berbisnis”. Karena beliau berbisnis dengan tujuan untuk membiayai dakwah para ulama tersebut.
Seseorang yang berhasil mewujudkan hakikat Islam dan Iman melalui perantara ilmu dan penjelasannya maka hatinya akan menjadi lapang dan pemahamannya semakin luas.
Nafsu seseorang dimulai dari tahapan senantiasa memerintah kepada keburukan, dan jika ia berhasil melatihnya dan menjinakannya maka ia akan naik levelnya menjadi nafsu yang senantiasa mencela dan menyesali perbuatan buruknya. Dan jika ia melanjutkan perjuangan untuk mensucikannya maka nafsunya akan menjadi nafsu mulhamah (nafsu yang senantiasa diilhami), dan jika ia tak berhenti mensucikannya maka akan menjadi nafsu muthmainnah (tenang), dan jika ia tak bosan dalam melatihnya maka akan menjadi nafsu yang ridho akan setiap alur takdirNya, dan jika ia lanjutkan tirakatnya maka ia akan sampai kepada nafsu mardhiyyah (yang diridhoi oleh Allah). Dan jika ia senantiasa merasa terawasi oleh Allah dalam keadaan ini maka ia akan sampai kepada derajat nafsu yang sempurna dan akan menggapai derajat manusia yang sempurna.
Berapa banyak orang yang kau saksikan jasadnya hadir di sampingmu namun ruhnya berkeliling di alam yang tinggi.
Tidaklah engkau melempar (thariqoh) saat engkau melempar (syariat) namun Allah lah yang melempar (hakikat).
Orang yang berakal tidak akan memisahkan antara zhahir dan bathin dan antara syariat, thariqot dan hakikat.
08 صفَر 1445